Tanggapan banjir bandang di Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara



Bersama ini kami sampaikan tanggapan bencana gerakan tanah aliran bahan rombakan (debris flow) atau masyarakat sering menyebut banjir bandang di Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan informasi dari beberapa media sebagai berikut:


Lokasi dan waktu kejadian :

Bencana berdasarkan administratif berada di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Secara Geografis terletak pada koordinat 0.771429° LU dan 127.303799° BT (Gambar 1). Berdasarkan informasi setempat, gerakan tanah terjadi pada hari Minggu 25 Agustus 2024 sekitar pukul 3.30 WIT.

Jenis bencana :

Situasi bencana banjir bandang di daerah ini merupakan tipe Gerakan tanah aliran bahan rombakan, hal ini dapat dilihat dari material yag terendapkan berupa material campuran bahan rombakan yang dipicu oleh hujan intensitas sedang – tinggi dengan durasi yang cukup lama.

Aliran bahan rombakan terjadi disebabkan adanya peningkatan atau tingginya tingkat erosional/runoff air permukaan pada material batuan/tanah yang mudah lepas/tidak padu. Material batuan dan tanah pada lereng tengah dan atas merupakan material bekas dari material lama yang terendapkan akibat proses banjir bandang lampau yang dapat dilihat dari bentukan morfologi lama kipas aluvial. lnfiltrasi air permukaan dan curah hujan yang berlebih pada material endapan aluvial ini memudahkan terjadinya pergerakan pada lereng yang relatif curam.

Dampak gerakan tanah :11 (sebelas) orang meninggal dunia akibat tertimbun material longsor
3 (tiga) orang luka – luka
belasan unit bangunan rumah rusak berat terseret dan terimbun material longsor
20 (dua puluh) orang masih dalam pencarian.

Kondisi daerah bencana :Berdasarkan Peta Geologi Gunung Api Gamalama ( Bronto dkk, Direktorat Vulkanologi Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1982) batuan penyusun di daerah bencana termasuk dalam Endapan Letusan Litoral dan Endafpan Aliran piroklastika yang tersusun oleh breksi gunung api litik dan tuf serta breksi berkomposisi andesit-dasit dan fragmen lontaran erupsi gunung api berbentuk kerak roti (Gambar 2).
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Maluku Utara (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi), daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah (Gambar 3). Pada wilayah ini wilayah yang mempunyai proporsi kejadian gerakan tanah lebih besar dari 15% sampai dengan 30% dari total populasi kejadian. Pada zona ini gerakan menengah gerakan tanah dapat terjadi terutama pada wilayah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir/lereng curam, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dan baru dapat terjadi atau aktif Kembali jika dipicu oleh curah hujan tinggi dan/atau gempabumi.
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Provinsi Maluku Utara pada bulan April 2024 (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi), daerah bencana terletak pada Prakiraan Gerakan Tanah Menengah (Gambar 4), artinya berpotensi terjadi aliran bahan rombakan dan gerakan tanah/longsoran terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat.
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena :Bentukan morfologi lama berupa dataran kipas alluvial dengan kemiringan lereng atas yang curam,
Material bahan rombakan longsoran lama berupa bongkah batuan yang tidak terkompaksi (tidak padu) yang terendapkan pada lereng bagian tengah;
Air hujan yang meresap ke dalam tanah dapat memicu aliran tingkat jenuh air, dan air hujan yang terus turun dapat membawa material ini ke bawah dalam bentuk aliran lumpur.
Daerah hulu yang mengalami deforestasi atau degradasi vegetasi alami cenderung memiliki tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik. lni meningkatkan risiko terjadinya aliran lumpur karena air hujan tidak terserap oleh tanah dengan efisien.;
Sistem fluktuasi keairan yang tidak terkontrol;
Secara keseluruhan, interaksi antara curah hujan yang tinggi, morfologi, dan sifat litologi aluvium yang mudah larut dan tererosi menciptakan kondisi ideal untuk terjadinya debris flow (banjir bandang).

Rekomendasi Teknis :

Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah dan aliran bahan rombakan di lokasi bencana, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan:Masyarakat yang terdampak bencana sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Dalam Penanganan korban (evakuasi korban tertimbun) agar memperhatikan cuaca, agar tidak dilakukan pada saat dan setelah hujan deras, karena daerah ini masih berpotensi terjadi gerakan tanah dan atau banjir bandang susulan yang bisa menimpa/menimbun petugas;
Melakukan pemantauan perkembangan aliran bahan rombakan dan keairan pada jalur aliran bahan rombakan hingga hulu untuk mengetahui kondisi terkini khususnya pada area hulu/sumber aliran bahan rombakan.
Apabila terjadi perkembangan aliran bahan rombakan susulan pada jalur alur sungai, agar segera menjauh dari lokasi gerakan tanah/alur sungai dan melaporkannya kepada instansi yang berwenang untuk menyampaikan peringatan kepada penduduk yang beraktivitas di sekitar bencana, untuk antisipasi bencana susulan;
Normalisasi sungai dan perbaikan keairan terutama kondisi keairan pada hulu sungai (lereng atas dan dataran tinggi)
Peningkatan mitigasi struktural pengaturan keairan dan penahan material
dengan sabo/dam;
Melakukan koordinasi antar unit kerja terkait pembenahan dan perbaikan penggunaan lahan dan sistem keairan dari hulu hingga hilir Sungai Sibunibuni serta mitigasi struktural bencana banjir bandang;
Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah;
Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari BPBD/aparat pemerintah daerah setempat.
Tim Tanggap Darurat Badan Geologi akan diberangkatkan ke lokasi bencana untuk melakukan penyelidikan faktor penyebab, pengontrol serta saran mitigasi yang perlu dilakukan.

Tanggapan gerakan tanah ini dapat diunduh di www.vsi.esdm.go.id.

Demikian tanggapan ini kami sampaikan dan terima kasih atas perhatiannya.




Gambar 1. Peta Lokasi banjir bandang, Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.




Gambar 2. Peta Geologi Gunung api Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.




Gambar 3. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara




Gambar 4. Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadinya Gerakan Tanah Pada Bulan Agustus 2024 Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara



Keterangan :




Menengah

Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.


Tinggi

Daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.





Foto 1. Kondisi baniir bandang yang merusak belasan rumah dan memutus akses jalan (sumber gambar: Media Online)




Foto 2. Aliran Sungai yang mengalami penyimpangan aliran dan menerjang permukiman




Foto 3. Material endapan banjir bandang setebal maksimum > 4 meter yang menerjang permukiman dan salah satu korban dari 11 korban yang telah ditemukan

Ulasan